Seminar akan diselenggarakan pada:
Hari, tanggal: Rabu, 23 November 2016
Pukul: 15.30 WIB – selesai
Di Hall PKKH UGM, Bulaksumur
Pembicara:
Hairus Salim
Nasarius Ardhani Sudaryono
Sita Magfira
Seminar ini merupakan presentasi atas pembacaan dan catatan-catatan kritis oleh tiga pembicara yang secara khusus PKKH undang sebagai observer dalam rangkaian kegiatan “Sesrawungan: Wang Sinawang”. Kegiatan ini berlangsung sejak 16 November hingga 30 November 2016 mendatang.
Selama satu minggu pertama (17-22 November 2016), diselenggarakan rangkaian presentasi oleh enam komunitas berbasis agama yang PKKH undang sebagai peserta “Sesrawungan: Wang Sinawang”. Presentasi diikuti dengan diskusi, yang terbuka untuk umum.
Enam peserta tersebut adalah: Buddha Maitreya, Khilafah Arts Network (KHAT), MAKIN (Majelis Agama Khonghucu Indonesia), Narayana Smrti Ashram/Hare Krishna, Sanggar Seni Budaya Bhuana Alit/Wayang Wahyu, dan Seni Rupa Kristen Indonesia (Seruni).
***
Hairus Salim
Pengurus Yayasan Tikar Seni Budaya Nusantara (Bandung) yang di antaranya menerbitkan majalah Gong (Yogyakarta) dan Direktur Eksekutif Yayasan LKiS, Yogyakarta. Meneliti dan menulis masalah-masalah agama, kebudayaan, dan politik kebudayaan. Menulis, menyunting, dan menerjemah sejumlah buku. Tulisan-tulisannya dimuat di sejumlah media. Selain itu, sesekali juga diminta mengajar secara ‘luarbiasa’ di Universitas Sanata Dharma, Atma Jaya, dan UGM, Yogyakarta.
Nasarius Ardhani Sudaryono
Pegiat seni pertunjukan dan dialog kemajemukan. Pernah aktif di Interfidei dan Komunitas Tikar Pandan. Sekarang menjadi animator Komunitas Wiridan Sarikraman.
Sita Magfira
Memperoleh gelar sarjana sastra dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pernah mengikuti lokakarya kritik seni rupa dan budaya visual yang diadakan oleh ruangrupa (2011) dan lokakarya kurator muda yang diadakan oleh Japan Foundation. Menjadi salah satu peserta dalam program Run and Learn: New Curatorial Constellation yang diadakan oleh Japan Foundation dan mendapat hibah dari lembaga kebudayaan tersebut untuk proyek kuratorial pertamanya Jinayah/Siyasah: Playing with Boundaries (2015) di mana ia mengajak tiga seniman untuk bekerjasama dengan tiga komunitas Islam dalam proyek seni tersebut. Presentasi akhir dari proyek tersebut adalah pameran yang berlangsung di kompleks Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta. Saat ini ia bekerja sebagai penulis dan kurator lepas sambil sesekali terlibat dalam proyek penelitian terkait seni dan budaya.