“Masihkah ada Cinta d(ar)i Kampus Biru”
Diproduksi oleh Teater Gadjah Mada, bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM.
Adaptasi atas novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar. Disutradarai oleh Irfanuddien Ghozali
Pementasan teater ini akan diselenggarakan pada:
Kamis, 11 Februari – Jumat, 12 Februari 2016, jam 19.30 WIB
Di Ruang Pameran PKKH UGM
Berita gembiranya, tiket pementasan teater ini sudah terjual habis pada hari pertama publikasinya diluncurkan di media sosial. Pementasan memang hanya digelar dua hari, total tiga sesi pementasan, di mana setiap sesinya hanya dibatasi 70 orang penonton saja.
Kami haturkan maaf kepada Anda yang kehabisan tiket. Kami selaku penyelenggara akan mencari cara agar dokumentasi video pementasan ini dimungkinkan untuk bisa diakses secara online beberapa saat pasca pementasan.
Salam.
***
Pengantar Pertunjukan
Pertunjukan “Masihkah ada Cinta d(ar)i Kampus Biru?” merupakan tafsir ulang novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar. Novel Cintaku di Kampus Biru sendiri bercerita tentang kisah cinta seorang mahasiswa bernama Anton yang mengambil latar di kampus UGM. Novel tersebut juga pernah diangkat ke dalam medium film oleh sutradara Ami Prijono pada tahun 1976.
Pertunjukan ini akan mengambil sebagian kisah cinta Anton di Kampus Biru. Yakni, kisah cinta Anton dengan mahasiswi bernama Marini serta seorang dosen bernama Yusnita. Rumitnya hubungan Anton dengan Marini, membuat mahasiswa Psikologi tersebut jengah. Di sisi lain, vak (nilai ujian) mata kuliah Bu Yusnita tak kunjung keluar, padahal Anton termasuk mahasiswa yang masa kuliahnya sudah terlampau lama. Dekan pun tidak memberikan solusi sama sekali atas permasalahan yang Anton hadapi. Namun siapa sangka, penelitian ke Dieng menjadi awal tumbuhnya cinta antara Anton dan Bu Yusnita. Setelah itu bumbu-bumbu asmara menyelimuti hubungan Anton dengan dosennya tersebut.
Tokoh-tokoh di dalam cerita akan diperankan secara bergantian oleh para aktor. Anton yang notabene seorang laki-laki, terkadang akan dimainkan oleh aktor perempuan. Ataupun, sosok Marini yang akan diperankan oleh laki-laki.
Masih dalam rangkaian project ini, telah digelar Diskusi “Mengunjingkan Kembali Cintaku di Kampus Biru Sebagai Penanda Zaman”, dengan pembicara:
a. Prof. Dr. Faruk H.T. (dosen Sastra Indonesia FIB UGM)
b. Syafiatudina (peneliti Kunci Cultural Studies / alumni UGM)
Pada Selasa, 09 Februari 2016 lalu, di Ruang Gong, PKKH UGM.
Patut diakui, selama mengenyam dunia kampus, kita akan bertemu dengan tiga hal, yaitu buku, cinta, dan pesta. Ketiga kata tersebut disematkan dalam sebuah kalimat yang ditulis oleh Ashadi Siregar di novelnya, yaitu Cintaku di Kampus Biru. Tiga kata yang tentu akan dikenang oleh setiap orang yang pernah merasakan manis dan pahitnya menjadi mahasiswa. Novel Cintaku di Kampus Biru mulai muncul pada tahun 1974. Sebelumnya, pernah terbit sebagai cerita bersambung di harian Kompas sejak tahun 1972.
Novel Cintaku di Kampus Biru sudah menyedot perhatian publik sejak pertama kali diterbitkan oleh Gramedia. Pada tahun 1974, tercatat sekitar 9.200 novel Cintaku di Kampus Biru laku di pasaran. Angka tersebut naik di tahun 1975 menjadi 14.120. Puncaknya, pada tahun 1976, novel tersebut terjual mencapai angka 16.730. Di tahun yang sama juga lahir film “Cintaku di Kampus Biru” yang dibintangi Roy Marten dan Yati Octavia. Pada periode tersebut, novel semacam Cintaku di Kampus Biru memang naik popularitasnya. Selain Cintaku di Kampus Biru, beberapa novel lain milik Ashadi Siregar juga laku di pasaran. Semisal, Kugapai Cintamu dan Terminal Terakhir, keduanya juga diterbitkan oleh Gramedia. Novel milik Ashadi Siregar tersebut, bersanding dengan novel Karmila dan Badai Pasti Berlalu karya Marga T.
Bagi Ashadi Siregar, novel mempunyai sebuah fungsi bagi lingkungan sosial. Fungsi tersebut bercabang menjadi dua. Pertama, berfungsi untuk menghibur sebagai kebudayaan massa yang paling murni. Kedua, sebagai pembentuk sikap sosial. Kedua fungsi diatas berangkat dari ide pokok prinsip-prinsip komunikasi massa. Novel yang ditulis oleh Ashadi Siregar berangkat dari pengalaman individual serta kebudayaan kolektif masyarakat saat itu. Karena itu, novel seperti Cintaku di Kampus Biru memang ditujukan untuk generasi saat itu. Sebab, problem sosial yang dibicarakan sesuai dengan periode tersebut. Selain itu, setiap generasi mempunyai problem sosial yang berbeda-beda. Ashadi menyatakan, bahwa novelnya tidak berpretensi untuk menjadi karya yang abadi dan akan dikenang sepanjang masa. Hanya saja, novel Ashadi Siregar, terutama Cintaku di Kampus Biru sampai sekarang masih dikenang, bahkan dikenal oleh publik sekarang. Terutama trademark “Kampus Biru” yang masih melekat di tubuh Universitas Gadjah Mada
Nilai-nilai zaman yang ada dalam novel Cintaku di Kampus Biru merupakan sebuah pergunjingan. Bagi Ashadi Siregar, novel merupakan sebuah cara untuk mempergunjingkan manusia. Diskusi “Mengunjingkan Kembali Cintaku di Kampus Biru Sebagai Penanda Zaman” ini merupakan sebuah wadah untuk “ngrasani” kembali novel Cintaku di Kampus Biru serta kampus UGM sendiri. Diskusi tersebut bertujuan untuk menggali nilai-nilai zaman yang ada dalam novel Cintaku di Kampus Biru. Serta, mengulik korelasi novel Cintaku di Kampus Biru dengan kehidupan kampus UGM sekarang. Diskusi ini juga berniat untuk memancing beberapa pandangan dari berbagai generasi yang semoga saja berguna bagi kemajuan UGM. Patut dipertanyakan, masihkah ada cinta d(ar)i Kampus Biru?
***
TIM PRODUKSI – Manajer Produksi: Muh. Rasyid Ridlo | Asisten Manajer Produksi: Citra Kurnia Sholihat | Media Relations: Taufiq Nur Rachman | Koordinator Desain & Publikasi: Elfi Husniawati | Tim Desain & Publikasi: Henricus Pria, Kaliful Kurniawan | Dokumentasi: Bondan Wicaksono, M Rizki Fadilla, Mahdi Muhammad | Hospitality: Shoim Mardhiyah | Front Desk dan Usher: Anarentika FS, Hamima Nur Hanifa, Karisa Saraswati, Muhammad Fawwaz F, Muhammad Rizal Ramadhan, Muhammad Lukman Hakim, Nabila Noorhafizah, Rama
TIM ARTISTIK – Sutradara: Irfanuddien Ghozali | Aktor: Anggita Swestiana, Akmal Jauhari, Aprillia Saraswati, Erlin Kencanawati, Jannatiyana Suwinda, Muhammad Eva Nuril, Wedita Destriani, Wisnu Yudha Wardhana | Stage Manager: Gading Narendra Paksi | Stage Crew: Miqdad Muhammad, Pascal Caboet | Penata Set dan Properti: Suluh Senja |Penata Kostum : Irmaningsih Pudyastuti | Tim Penata Kostum: Dea Amelia K, Eko Setyowati | Penata Make up: Anggita Swestiana | Penata Cahaya: Samuel Payo | Tim Penata Cahaya: Hiskia Andika W, Muhammad Haikal M, Rafiq Aly Nurdin, Rahmat Sukendra S | Penata Musik: Gardika Gigih, Irfan Drajat | Tim Penata Musik: Simplicity Fraternity Confidenty | Penata Video: Muhammad Dzulqornain
TIM PENULIS DAN ILUSTRATOR – Fasilitator dan Editor: Wisnu Yudha Wardhana | Penulis: Anta Kusuma, Bagus Panuntun, Daud Sihombing, Dwi Utami, Irfan R. Drajat, Melalusa Ucha, Muhammad Faisal, Muh. Rasyid Ridlo, Satrio Dwicahyo, Sitti Rahmania, Titah Asmaning, Vita Soemarno | Ilustrator: Iqbal Rahadyan, Lefiadhi Premana, Muhammad Nabil, Nabila Auliani Ruray, Nabiilah Yumna Fauziyyah, Nurlahari Al Reski, Safiera Dhea Azmani
***
Ucapan Terima kasih
Person: Drs. Ashadi Siregar, Prof. Dr. Faruk HT, Aisyah Hilal, Drs. Hendrie Adji Kusworo, M.Sc, Agung Kurniawan, Tri Sugiharto, Herlambang Yudho, Puthut Ea, Syaifiatudina, Muhammad AB, Ika Ayu | Instansi: Universitas Gadjah Mada, Gelanggang UGM, KRST Psikologi UGM, UFO UGM, Mapagama UGM
Media Partner : @pamityang2an, Jogja Student, Kanal Tiga Puluh, Berita Jogja, Warning Magz
Credit Songs :
1. “Cintaku di Kampus Biru” (Adjie Bandy, 1976) diaransemen ulang oleh Irfan Drajat (2016)
2. “We Shall Over Come” diaransemen ulang oleh Irfan Drajat (2015)
3. “Love Grass” (Gardika Gigih, 2016)
4. “Gaudeamus Igitur” courtesy via Youtube
5. “Blue Velvet” (Bernie Wayne dan Lee Morris, 1950) diaransemen ulang oleh Gardika Gigih (2016)
6. “Que Sera, Sera” (Jay Livingston dan Ray Evans, 1956) diaransemen ulang oleh Gardika Gigih (2016)
7. “Anton Rorimpandey” (Irfan Drajat, 2016)
Credit Video :
Potongan scene dari film Cintaku di Kampus Biru (Ami Prijono, Safari Sinar Sakti Film, 1976), courtesy via Youtube
Ilustrasi :
1. “Timpang Sebelah” | Alia Ruray, 2016
2. “Romansa Hitam di atas Putih” | Alia Ruray, 2016
3. “Kecup” | Alia Ruray, 2016
4. “Liberasi Wanita” | Alia Ruray, 2016
5. “Anton” | Nabiilah Yumna Fauzziyah, 2016
6. “Kartu Pos Rindu” | Iqbal Rahadyan, 2016
7. “Merakit Mimpi” | Safiera Dhea Azmani, 2016
8. “Bersih” | Muhammad Nabil, 2016