Forum Umar Kayam edisi Maret 2016 mengundang duo SENYAWA (Rully Shabara dan Wukir Suryadi). Perbincangan dengan SENYAWA akan dilaksanakan pada:
Rabu, 23 Maret 2016
Pukul 15.00-17.00 WIB
Di Ruang Gong PKKH UGM, Bulaksumur
Acara terbuka untuk umum & tanpa dipungut biaya.
***
Dalam kesempatan Forum Umar Kayam PKKH UGM edisi Maret 2016 ini, kami mengundang duo Senyawa sebagai tamu. Senyawa adalah Wukir Suryadi (alat musik Bambuwukir dan seruling Serunai) dan Rully Shabara (vokal). Di luar Senyawa, Rully memiliki grup musik sendiri bernama Zoo. Melalui prakarsa Yes No Wave, mereka dipertemukan dalam sebuah panggung pertunjukan, dan terbentuklah Senyawa (2010).
Sebagaimana dikutip dari situs yesnowave perihal album pertama Senyawa pada 2010, “Senyawa adalah sebuah album musik etnis kontemporer yang diciptakan oleh dua pemuda dari latar belakang musik yang berbeda. Rully berasal dari skena musik rock eksperimental, dan Wukir telah mengabdikan dirinya pada musik tradisional. Enam lagu yang mereka hasilkan telah memoles musik etnis tanpa harus menjadi tradisional yang kaku. Hal ini tentunya menjadi sesuatu yang penting di kalangan anak muda di Indonesia bahwa musik etnis dan tradisional bukanlah hal yang kuno dan terbelakang.”
Kiranya album perdana ini pula yang kemudian membawa mereka kepada pengalaman-pengalaman pentas, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga ke luar negeri. Pementasan Senyawa di arena musik global dimulai pada 2011, yakni di Melbourne International Jazz Festival; dimana mereka berbagi panggung bersama musisi-musisi besar seperti Faust, Tony Conrad, dan Charlemagne Palestine.
Setelahnya, perjalanan musikal mereka di dunia seakan tak terhentikan. Untuk menyebut beberapa saja: Senyawa tampil di MONA FOMA Festival (Tasmania); Adelaide Festival bersama penyanyi Korean Bae Il Dong; hadir sebagai tamu istimewa dalam tur grup musik terkenal Australia ‘Regurgitator’; tampil pada Glatt und Verkert Festival (Austria) bersama master gitar asal Jepang Kazuhisa Uchihashi; juga di Malmo Sommarscen Festival (Swedia); Salihara Literature Festival (Indonesia); Art Basel (Swiss); CTM Festival (Berlin); Café Oto – London, Cyptic Festival Glasgow (Inggris); Copenhagen Jazz House, Copenhagen Jazz Festival (Denmark); Clandestino Festival (Norwegia); Resonate Festival Belgrade (Serbia); Oct Loft Jazz Festival (China). Senyawa juga pernah meraih hibah untuk menjalani tamu-tinggal/residensi di AIR Krems, sebagai bagian dari festival kota Krems (Austria), dimana pada saat itu Senyawa didapuk menjadi bintang tamu.
Senyawa telah mengukir jejak berkolaborasi dan tampil bersama musisi-musisi penting seperti Yoshida Tatsuya, Otomo Yoshide, Lucas Abela, KK Null, Keiji Haino, Rabih Beiani, Melt Banana, Jon Sass, Damo Suzuki, Jerome Cooper, Oren Ambarchi, David Shea, dan Kazu Ushihashi. Pada 2012, mereka merampungkan sebuah film kolaborasi bersama Vincent Moon, pembuat film asal Prancis.
Membaca daftar panjang perjalanan mereka, menarik untuk ditanya lebih jauh perihal awal kolaborasi mereka. Bagi Wukir dan Rully, bagaimana proses dalam duo Senyawa meleburkan tiap-tiap dari mereka yang memiliki karakteristik khas sendiri-sendiri? Terpikirkankah oleh mereka bahwa kolaborasi mereka bisa mencapai titik sejauh ini? Sejauh ini, tanggapan apa yang bagi mereka paling berkesan dari audiens dan kolaborator Senyawa? Apakah ada kesulitan yang Wukir dan Rully hadapi secara individual? Bagaimana mereka memandang Senyawa dalam ranah musik Indonesia? Mimpi apa yang masih ada dalam list praktik penciptaan musik mereka?
Obrolan bersama Senyawa akan dipandu oleh Taufiq Aribowo, dari Mindblasting Netlabel.