• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • IT Center
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Webmail
  • Hubungi Kami
Universitas Gadjah Mada Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Tentang Kami
    • Visi dan Misi
  • Berita
  • Kegiatan
    • Arsip
    • Unduhan
  • Fasilitas
  • Galeri
  • Beranda
  • 2016
  • page. 4
Arsip:

2016

Forum Umar Kayam PKKH UGM edisi Mei 2016

BeritaEvent Tuesday, 24 May 2016

menghadirkan narasumber tamu seorang ilmuwan: Muhammad Al-Fayyadl, alumnus program Filsafat dan Kritik Kebudayaan di Université de Paris VIII (Vincennes-Saint-Denis), Prancis.

Kegiatan akan dilaksanakan pada:
Kamis, 26 Mei 2016
Pukul 15.00-17.00 WIB
Di Ruang Pameran PKKH UGM, Bulaksumur

Obrolan bersama Muhammad Al-Fayyadl akan dipandu oleh M. Subkhi Ridho (aktivis di Lembaga Studi Islam dan Politik/LSIP).

Acara ini terbuka untuk umum, tanpa dipungut biaya.
***
ABSTRAK
“Anti-komunis”, “anti-LGBT”, “Pancasilais”, “anti-NKRI”… —belum pernah belakangan kita mengalami tekanan kemunculan “politik identitas” yang sedemikian kerasnya. Ada apa dengan sekitar kita? Ada apa dengan ‘kita’? read more

Mathori A Elwa, bertajuk “Yang Maha Syahwat”

Event Thursday, 19 May 2016

Diskusi Sastra PKKH UGM edisi Mei 2016 akan membahas sajak karya Mathori A Elwa, bertajuk “Yang Maha Syahwat”. Kami mengundang Anda untuk hadir dalam kegiatan akan ini, pada:

Senin, 23 Mei 2016
Pukul 19.30 WIB-selesai
Di Hall PKKH UGM, Bulaksumur, Yogyakarta

Pembahas:
Dimas Indiana Senja (sastrawan)
Aulia Rahman (mahasiswa S2 Ilmu Sastra FIB UGM)

MC dan Moderator:
Arie Azhari Nasution

Mari hadir, mengapresiasi dan turut berdiskusi. Acara ini terbuka untuk umum, tanpa dipungut biaya.
Kami mengunggah ulasan atas puisi yang dibahas, sebagai pemantik diskusi. Silakan klik tautan: https://www.facebook.com/events/714610308575445/ read more

Forum Umar Kayam PKKH UGM edisi April 2016 menghadirkan Susilo Nugroho sebagai tamu.

BeritaEvent Friday, 8 April 2016

Kegiatan akan diselenggarakan pada: Jumat, 15 April 2016 Pukul 15.00-17.00 WIB Di Ruang Gong PKKH UGM, Bulaksumur, Yogyakarta Susilo Nugroho adalah salah satu dari aktor senior di ranah seni pertunjukan Indonesia. Ia telah melalui pengalaman panggung keaktoran bersama beragam kelompok teater, salah satunya adalah Teater Gandrik. Ia pun aktif di pengembangan ketoprak ringkes. Masyarakat mengenalnya akrab sebagai Den Baguse Ngarso, tokoh yang ia perankan dalam serial televisi Mbangun Desa di tahun ’90-an. Nama Den Baguse Ngarso identik dengan dirinya, walaupun serial televisi itu sudah cukup lama berhenti produksi. Menarik untuk dikulik lebih jauh–melalui perbincangan santai dengannya–perihal: bagaimana proses perkembangan keaktoran yang ia jalani? Apabila ia diharapkan bisa membagi ilmu kepada aktor-aktor muda, hal apa saja yang perlu dimiliki dan terus dilatih dalam profesi di bidang seni pertunjukan? Setelah sekian dasawarsa Susilo Nugroho menjalani profesinya sebagai aktor, seiring dengan perkembangan zaman saat ini, bagaimana ia melihat atmosfer dan skena seni pertunjukan? Kondusif kah situasi saat ini bagi perkembangan seni pertunjukan? Apakah situasinya serupa atau berbeda secara signifikan di praktik seni tradisi dibandingkan dengan praktik seni modern dan kontemporer? Dari sekian dasawarsa ia lalui, apa yang masih ia rasa belum ia capai? Project impian apa yang sedang Susilo Nugroho gagas? Obrolan bersama Susilo Nugroho akan dipandu oleh Whani Dharmawan (aktor). Acara terbuka untuk umum, dan tanpa dipungut biaya.

Tinta Tari #3

BeritaEvent Tuesday, 29 March 2016

“Tubuh Tumbuh” Menampilkan: Bimo Wiwohatmo (Yogyakarta) Otnil Tasman (Solo) Mila Art Dance (Yogyakarta) Agung Cendik (Yogyakarta) Kinanti Sekar R (Yogyakarta) Pandorarimaji (Yogyakarta) Ahmad Susantri (Lampung) Kami mengundang Anda untuk menyaksikan penampilan para penari, pada: Jumat, 1 April 2016 Pukul 19.00- selesai di Hall PKKH UGM, Bulaksumur, Yogyakarta *** Tinta Tari adalah sebuah ruang pertemuan antara seniman tari dari berbagai latar belakang dan jenis tarian sehingga dapat saling bertemu dengan tubuh-tubuh yang lain dan bisa saling berdiskusi. Acara ini diharapkan menjadi sebuah ruang kreatif bagi seniman-seniman tari di Indonesia. Kegiatan ini dipersembahkan oleh Mila Art Dance 1 tahun dan PKKH UGM. *Acara ini terbuka untuk umum, tanpa dipungut biaya.

Zainal Arifin Thoha” (serta puisi lainnya), karya Kuswaidi Syafiie

BeritaEvent Tuesday, 29 March 2016

Rabu, 30 Maret 2016 Pukul 19.30-22.00 WIB Di Ruang Gong Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri/PKKH UGM, Bulaksumur Pembahas: S. Arimba (sastrawan) Widya Pranarini (mahasiswa S2 Ilmu Sastra FIB UGM) MC dan Moderator: Isti Kumalasari Acara ini terbuka untuk umum, tanpa dipungut biaya. Ulasan-ulasan atas puisi-puisi Kuswaidi Syafiie bisa diikuti di tautan berikut: https://www.facebook.com/events/247621378919200/ ********** ZAINAL ARIFIN THOHA Kau seorang kiai Kau juga budayawan Ucapanmu terpuji Akhlakmu menawan. Sehabis takziah di Minggiran Tadi aku berhenti depan rumahmu Betapa rupamu amat jelas oh kawan Menuangkan bercawan-cawan rindu. Oh tuak apa ini yg sudah kutenggak Hingga wajahmu jadi alamat Ilahi Oh anggur apa ini yg sudah kugasak Hingga hati menari tak kunjung henti. Dulu di malam-malam yang jelita Kita berbincang tentang rindu dan cinta Lalu batin kita memekarkan bunga Yang harumnya melampaui langit jingga. Sudah lama kau menghadap padaNya Sembari menungguku di sana, di sana. Sewon/ 9/ 03/ 2016. A H O K Kau seorang petarung Di gelanggang kejujuran Moga kau terus beruntung Menumpas para tiran. Pil apa yg telah kau telan Hingga kau tak pernah gentar Memerangi kelaliman Para penguasa berwatak ular? Kau memang belum bersyahadat Tapi tindakanmu keadilan Kutahbis kau ketimbang sahabat Yg moralnya Firaun dan Haman. Negeri ini membutuhkanmu Agar tdk sembrono polecy dan sembilu Hingga nasib rakyat menari bagai ilalang Dengan senyuman dan hati yang lapang. Sewon/ 10/ 03/ 2016. *** Kuswaidi Syafiie adalah pengasuh PP. Maulana Rumi, Sewon, Bantul, Jogjakarta. *** DISKUSI SASTRA PKKH UGM Acara ini dimaksudkan sebagai pergesekan atau persentuhan antar penyair dari generasi yang berbeda, yang diasumsikan mempunyai perspektif atau wawasan estetik yang berbeda. Selain itu juga ada pembahas luar yang berasal dari mahasiswa sebagai semacam sarana praktikum (walaupun tanpa kurikulum).

Forum Umar Kayam 23 Maret 2016

BeritaEvent Thursday, 24 March 2016

Forum Umar Kayam edisi Maret 2016 mengundang duo SENYAWA (Rully Shabara dan Wukir Suryadi). Perbincangan dengan SENYAWA akan dilaksanakan pada:

Rabu, 23 Maret 2016
Pukul 15.00-17.00 WIB
Di Ruang Gong PKKH UGM, Bulaksumur

Acara terbuka untuk umum & tanpa dipungut biaya.

***
Dalam kesempatan Forum Umar Kayam PKKH UGM edisi Maret 2016 ini, kami mengundang duo Senyawa sebagai tamu. Senyawa adalah Wukir Suryadi (alat musik Bambuwukir dan seruling Serunai) dan Rully Shabara (vokal). Di luar Senyawa, Rully memiliki grup musik sendiri bernama Zoo. Melalui prakarsa Yes No Wave, mereka dipertemukan dalam sebuah panggung pertunjukan, dan terbentuklah Senyawa (2010). read more

DISKUSI SASTRA PKKH UGM

BeritaEvent Thursday, 17 March 2016

“Di Sebuah Lukisan Tentang Masa Depan”, Puisi-puisi Dwi Rahariyoso

Rabu, 16 Maret 2016
Pukul 19.30 WIB-selesai
Di Ruang Gong, Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri/PKKH UGM, Bulaksumur

Pembahas:
Kuswaidi Syafiie (sastrawan)
Fitriliya Anjarsari (mahasiswa S2 Ilmu Sastra FIB UGM)

MC dan Moderator:
Muajiz Muallim

***
Di Sebuah Lukisan tentang Masa Depan

Di sebuah lukisan tentang masa depan,
pulau-pulau dan laut sepanjang cakrawala
menguap ke angkasa dalam seribu bingar masa lalu;
orang-orang yang dilahirkan; pohon-pohon
dan hutan kemudian ditebang diam-diam
sepanjang musim yang terik dipenuhi kegelisahan
sumur-sumur mengering, dan percakapan-percakapan
terdengar kasar di telinga dengan bermacam jenis binatang
yang berlarian mengaburkan pandangan
Sebuah mobil yang terbakar dan legenda-legenda naga yang
dibangkitkan dari sebuah buku bacaan asing yang diimpor
mengisi rak-rak perpustakaan tak ubahnya sebuah merk dagang
yang terus-menerus melakukan pemberontakan di dalam
tubuhku dan tubuhmu
Di sebuah lukisan tentang masa depan, matahari terbit
menyerap segala isi tanah termasuk pikiran-pikiran
tentang identitas yang kosong. Hidup seperti kemarau yang panjang
dan sunyi melepaskanku untuk berulang-ulang masuk dan keluar
dari tubuhku juga tubuhmu yang tidak pernah hidup untuk berbicara
tentang kebenaran, cinta, dan segelas kopi yang dihidangkan kedai-kedai
sepanjang jalan yang sudah kau gusur di masa lalu.
Di sebuah lukisan tentang masa depan, kita menciptakan kematian
dari pabrik dan mesin-mesin gagasan yang mereproduksi kenyataan
dan kita meninggalkan tubuh-tubuh kita di garasi, seperti rongsokan
yang tidak lagi gesit mencerna waktu yang mengeras layaknya batu
~ 2015 read more

Yang Terhormat Ibu

Berita Monday, 22 February 2016

“Yang Terhormat Ibu”
Pameran Retrospektif Sri Astari Rasjid 
Seni Rupa, Tari, Wayang
27 Februari-4 Maret 2016

Di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri/PKKH
Jl. Pancasila UGM, Bulaksumur, Yogyakarta.

SRI ASTARI RASJID akan menggelar pameran retrospektif yang menampilkan karya-karya lukisan, fotografi, patung dan seni instalasi. Seniman yang lahir 26 Maret 1953 ini telah menampilkan karya-karyanya dalam berbagai pameran penting di banyak negara, di antaranya di Jakarta, Hongkong, Washington, New York, Moskow, Madrid, London, Paris, Beijing, Venezia Biennale, dan lain-lain. Ia juga telah memenangi beberapa kompetisi senirupa, di antaranya Nokia Arts Award, Phillip Morris Arts Award dan Winsor & Newton Award. Pada tahun 2016 ini, Astari telah dilantik sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Bulgaria merangkap Republik Albania dan Republik Makedonia, berkedudukan di Sofia. Astari adalah Duta Besar perempuan pertama yang berlatar belakang seniman profesional. read more

FORUM UMAR KAYAM

Berita Tuesday, 16 February 2016

“Saya memandang Jawa sebagai rahim kultural di mana saya lahir dan kemudian menjelajah ke mana saja dan sebagai tempat saya pulang. Dalam upaya menggali dan memahami daya feminin dan maskulin, saya bertolak dari kekayaan khazanah budaya Jawa. Saya tertarik pada garis tegangan antara daya feminin dan maskulin, di mana hubungan antara dua daya tersebut tidak selalu mutlak dan permanen, melainkan dapat terus bergeser dan selalu terdapat negosiasi di antara keduanya. Garis tegangan dua posisi itu juga saya lihat dalam konteks kebudayaan modern dan global,” adalah petikan pernyataan Sri Astari Rasjid tentang hal yang menginspirasinya dalam berkarya. read more

Masihkah ada Cinta d(ar)i Kampus Biru

BeritaEvent Tuesday, 16 February 2016

“Masihkah ada Cinta d(ar)i Kampus Biru” Diproduksi oleh Teater Gadjah Mada, bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM. Adaptasi atas novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar. Disutradarai oleh Irfanuddien Ghozali Pementasan teater ini akan diselenggarakan pada: Kamis, 11 Februari – Jumat, 12 Februari 2016, jam 19.30 WIB Di Ruang Pameran PKKH UGM Berita gembiranya, tiket pementasan teater ini sudah terjual habis pada hari pertama publikasinya diluncurkan di media sosial. Pementasan memang hanya digelar dua hari, total tiga sesi pementasan, di mana setiap sesinya hanya dibatasi 70 orang penonton saja. Kami haturkan maaf kepada Anda yang kehabisan tiket. Kami selaku penyelenggara akan mencari cara agar dokumentasi video pementasan ini dimungkinkan untuk bisa diakses secara online beberapa saat pasca pementasan. Salam. *** Pengantar Pertunjukan Pertunjukan “Masihkah ada Cinta d(ar)i Kampus Biru?” merupakan tafsir ulang novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar. Novel Cintaku di Kampus Biru sendiri bercerita tentang kisah cinta seorang mahasiswa bernama Anton yang mengambil latar di kampus UGM. Novel tersebut juga pernah diangkat ke dalam medium film oleh sutradara Ami Prijono pada tahun 1976. Pertunjukan ini akan mengambil sebagian kisah cinta Anton di Kampus Biru. Yakni, kisah cinta Anton dengan mahasiswi bernama Marini serta seorang dosen bernama Yusnita. Rumitnya hubungan Anton dengan Marini, membuat mahasiswa Psikologi tersebut jengah. Di sisi lain, vak (nilai ujian) mata kuliah Bu Yusnita tak kunjung keluar, padahal Anton termasuk mahasiswa yang masa kuliahnya sudah terlampau lama. Dekan pun tidak memberikan solusi sama sekali atas permasalahan yang Anton hadapi. Namun siapa sangka, penelitian ke Dieng menjadi awal tumbuhnya cinta antara Anton dan Bu Yusnita. Setelah itu bumbu-bumbu asmara menyelimuti hubungan Anton dengan dosennya tersebut. Tokoh-tokoh di dalam cerita akan diperankan secara bergantian oleh para aktor. Anton yang notabene seorang laki-laki, terkadang akan dimainkan oleh aktor perempuan. Ataupun, sosok Marini yang akan diperankan oleh laki-laki. Masih dalam rangkaian project ini, telah digelar Diskusi “Mengunjingkan Kembali Cintaku di Kampus Biru Sebagai Penanda Zaman”, dengan pembicara: a. Prof. Dr. Faruk H.T. (dosen Sastra Indonesia FIB UGM) b. Syafiatudina (peneliti Kunci Cultural Studies / alumni UGM) Pada Selasa, 09 Februari 2016 lalu, di Ruang Gong, PKKH UGM. Patut diakui, selama mengenyam dunia kampus, kita akan bertemu dengan tiga hal, yaitu buku, cinta, dan pesta. Ketiga kata tersebut disematkan dalam sebuah kalimat yang ditulis oleh Ashadi Siregar di novelnya, yaitu Cintaku di Kampus Biru. Tiga kata yang tentu akan dikenang oleh setiap orang yang pernah merasakan manis dan pahitnya menjadi mahasiswa. Novel Cintaku di Kampus Biru mulai muncul pada tahun 1974. Sebelumnya, pernah terbit sebagai cerita bersambung di harian Kompas sejak tahun 1972. Novel Cintaku di Kampus Biru sudah menyedot perhatian publik sejak pertama kali diterbitkan oleh Gramedia. Pada tahun 1974, tercatat sekitar 9.200 novel Cintaku di Kampus Biru laku di pasaran. Angka tersebut naik di tahun 1975 menjadi 14.120. Puncaknya, pada tahun 1976, novel tersebut terjual mencapai angka 16.730. Di tahun yang sama juga lahir film “Cintaku di Kampus Biru” yang dibintangi Roy Marten dan Yati Octavia. Pada periode tersebut, novel semacam Cintaku di Kampus Biru memang naik popularitasnya. Selain Cintaku di Kampus Biru, beberapa novel lain milik Ashadi Siregar juga laku di pasaran. Semisal, Kugapai Cintamu dan Terminal Terakhir, keduanya juga diterbitkan oleh Gramedia. Novel milik Ashadi Siregar tersebut, bersanding dengan novel Karmila dan Badai Pasti Berlalu karya Marga T. Bagi Ashadi Siregar, novel mempunyai sebuah fungsi bagi lingkungan sosial. Fungsi tersebut bercabang menjadi dua. Pertama, berfungsi untuk menghibur sebagai kebudayaan massa yang paling murni. Kedua, sebagai pembentuk sikap sosial. Kedua fungsi diatas berangkat dari ide pokok prinsip-prinsip komunikasi massa. Novel yang ditulis oleh Ashadi Siregar berangkat dari pengalaman individual serta kebudayaan kolektif masyarakat saat itu. Karena itu, novel seperti Cintaku di Kampus Biru memang ditujukan untuk generasi saat itu. Sebab, problem sosial yang dibicarakan sesuai dengan periode tersebut. Selain itu, setiap generasi mempunyai problem sosial yang berbeda-beda. Ashadi menyatakan, bahwa novelnya tidak berpretensi untuk menjadi karya yang abadi dan akan dikenang sepanjang masa. Hanya saja, novel Ashadi Siregar, terutama Cintaku di Kampus Biru sampai sekarang masih dikenang, bahkan dikenal oleh publik sekarang. Terutama trademark “Kampus Biru” yang masih melekat di tubuh Universitas Gadjah Mada Nilai-nilai zaman yang ada dalam novel Cintaku di Kampus Biru merupakan sebuah pergunjingan. Bagi Ashadi Siregar, novel merupakan sebuah cara untuk mempergunjingkan manusia. Diskusi “Mengunjingkan Kembali Cintaku di Kampus Biru Sebagai Penanda Zaman” ini merupakan sebuah wadah untuk “ngrasani” kembali novel Cintaku di Kampus Biru serta kampus UGM sendiri. Diskusi tersebut bertujuan untuk menggali nilai-nilai zaman yang ada dalam novel Cintaku di Kampus Biru. Serta, mengulik korelasi novel Cintaku di Kampus Biru dengan kehidupan kampus UGM sekarang. Diskusi ini juga berniat untuk memancing beberapa pandangan dari berbagai generasi yang semoga saja berguna bagi kemajuan UGM. Patut dipertanyakan, masihkah ada cinta d(ar)i Kampus Biru? *** TIM PRODUKSI – Manajer Produksi: Muh. Rasyid Ridlo | Asisten Manajer Produksi: Citra Kurnia Sholihat | Media Relations: Taufiq Nur Rachman | Koordinator Desain & Publikasi: Elfi Husniawati | Tim Desain & Publikasi: Henricus Pria, Kaliful Kurniawan | Dokumentasi: Bondan Wicaksono, M Rizki Fadilla, Mahdi Muhammad | Hospitality: Shoim Mardhiyah | Front Desk dan Usher: Anarentika FS, Hamima Nur Hanifa, Karisa Saraswati, Muhammad Fawwaz F, Muhammad Rizal Ramadhan, Muhammad Lukman Hakim, Nabila Noorhafizah, Rama TIM ARTISTIK – Sutradara: Irfanuddien Ghozali | Aktor: Anggita Swestiana, Akmal Jauhari, Aprillia Saraswati, Erlin Kencanawati, Jannatiyana Suwinda, Muhammad Eva Nuril, Wedita Destriani, Wisnu Yudha Wardhana | Stage Manager: Gading Narendra Paksi | Stage Crew: Miqdad Muhammad, Pascal Caboet | Penata Set dan Properti: Suluh Senja |Penata Kostum : Irmaningsih Pudyastuti | Tim Penata Kostum: Dea Amelia K, Eko Setyowati | Penata Make up: Anggita Swestiana | Penata Cahaya: Samuel Payo | Tim Penata Cahaya: Hiskia Andika W, Muhammad Haikal M, Rafiq Aly Nurdin, Rahmat Sukendra S | Penata Musik: Gardika Gigih, Irfan Drajat | Tim Penata Musik: Simplicity Fraternity Confidenty | Penata Video: Muhammad Dzulqornain TIM PENULIS DAN ILUSTRATOR – Fasilitator dan Editor: Wisnu Yudha Wardhana | Penulis: Anta Kusuma, Bagus Panuntun, Daud Sihombing, Dwi Utami, Irfan R. Drajat, Melalusa Ucha, Muhammad Faisal, Muh. Rasyid Ridlo, Satrio Dwicahyo, Sitti Rahmania, Titah Asmaning, Vita Soemarno | Ilustrator: Iqbal Rahadyan, Lefiadhi Premana, Muhammad Nabil, Nabila Auliani Ruray, Nabiilah Yumna Fauziyyah, Nurlahari Al Reski, Safiera Dhea Azmani *** Ucapan Terima kasih Person: Drs. Ashadi Siregar, Prof. Dr. Faruk HT, Aisyah Hilal, Drs. Hendrie Adji Kusworo, M.Sc, Agung Kurniawan, Tri Sugiharto, Herlambang Yudho, Puthut Ea, Syaifiatudina, Muhammad AB, Ika Ayu | Instansi: Universitas Gadjah Mada, Gelanggang UGM, KRST Psikologi UGM, UFO UGM, Mapagama UGM Media Partner : @pamityang2an, Jogja Student, Kanal Tiga Puluh, Berita Jogja, Warning Magz Credit Songs : 1. “Cintaku di Kampus Biru” (Adjie Bandy, 1976) diaransemen ulang oleh Irfan Drajat (2016) 2. “We Shall Over Come” diaransemen ulang oleh Irfan Drajat (2015) 3. “Love Grass” (Gardika Gigih, 2016) 4. “Gaudeamus Igitur” courtesy via Youtube 5. “Blue Velvet” (Bernie Wayne dan Lee Morris, 1950) diaransemen ulang oleh Gardika Gigih (2016) 6. “Que Sera, Sera” (Jay Livingston dan Ray Evans, 1956) diaransemen ulang oleh Gardika Gigih (2016) 7. “Anton Rorimpandey” (Irfan Drajat, 2016) Credit Video : Potongan scene dari film Cintaku di Kampus Biru (Ami Prijono, Safari Sinar Sakti Film, 1976), courtesy via Youtube Ilustrasi : 1. “Timpang Sebelah” | Alia Ruray, 2016 2. “Romansa Hitam di atas Putih” | Alia Ruray, 2016 3. “Kecup” | Alia Ruray, 2016 4. “Liberasi Wanita” | Alia Ruray, 2016 5. “Anton” | Nabiilah Yumna Fauzziyah, 2016 6. “Kartu Pos Rindu” | Iqbal Rahadyan, 2016 7. “Merakit Mimpi” | Safiera Dhea Azmani, 2016 8. “Bersih” | Muhammad Nabil, 2016
12345
Universitas Gadjah Mada

Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri
Kampus Universitas Gadjah Mada
Jl. Pancasila No. 1, Bulaksumur, Sleman
D.I. Yogyakarta 55281, Indonesia
Email : pkkh@ugm.ac.id
Telp : +62 (274) 557317, +62 (274) 557317

© 2017 PKKH Universitas Gadjah Mada

AksesKontak

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju