menghadirkan narasumber tamu seorang ilmuwan: Muhammad Al-Fayyadl, alumnus program Filsafat dan Kritik Kebudayaan di Université de Paris VIII (Vincennes-Saint-Denis), Prancis.
Kegiatan akan dilaksanakan pada:
Kamis, 26 Mei 2016
Pukul 15.00-17.00 WIB
Di Ruang Pameran PKKH UGM, Bulaksumur
Obrolan bersama Muhammad Al-Fayyadl akan dipandu oleh M. Subkhi Ridho (aktivis di Lembaga Studi Islam dan Politik/LSIP).
Acara ini terbuka untuk umum, tanpa dipungut biaya.
***
ABSTRAK
“Anti-komunis”, “anti-LGBT”, “Pancasilais”, “anti-NKRI”… —belum pernah belakangan kita mengalami tekanan kemunculan “politik identitas” yang sedemikian kerasnya. Ada apa dengan sekitar kita? Ada apa dengan ‘kita’?
Identitas-identitas tampak muncul dan mengeras (kembali). Setelah sekian lama Reformasi menciptakan iklim di mana pergaulan antar-sesama dan antar-budaya dapat dilangsungkan secara terbuka, bebas, dan demokratis. Percampuran yang kemarin dilangsungkan tanpa waswas, kini dihadapi dengan waswas. Benarkah sedang terjadi suatu keterjangkitan “fobia” di antara ‘kita’? Fobia terhadap apa dan siapa?
Lebih dari sekadar soal psikologis, gejala ini mesti diteroka sebagai suatu fenomena afektif-kebudayaan. Diskusi kali ini ingin memantik suatu refleksi yang lebih jauh atas fenomena ini untuk memperdalam kegelisahan ‘kita’ atas hal-hal yang mungkin membuat gejala itu, tanpa ‘kita’ sadari, makin menemukan pembenarannya.
***
Muhammad Al-Fayyadl lahir di Probolinggo, 14 Oktober 1985. Alumnus Pesantren Annuqayah Madura, dan kini menetap di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo. Saat ini ia merupakan salah satu pengajar Sastra Roman di Jurusan Sastra Prancis, FIB UGM Yogyakarta.
Ia merupakan salah satu inisiator situs IslamBergerak.com dan Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya (FNKSD). Ia juga kontributorindoprogress.com, literasi.co, dan nu.or.id. Karyanya di bidang Filsafat adalah Derrida (2005), Teologi Negatif Ibn ‘Arabi: Kritik Metafisika Ketuhanan (2015), dan Filsafat Negasi (2016).