DISKUSI SASTRA PKKH UGM
Lelaki yang Pergi Malam Hari
Puisi-puisi karya Badrul Munir Chair
[su_tabs style=”default” active=”1″ vertical=”no” class=””]
[su_tab title=”Jadwal Acara” disabled=”no” anchor=”” url=”” target=”blank” class=””]Selasa, 23 Desember 2014
Pukul 19.30 WIB-selesai
Di Hall Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri/PKKH UGM, Bulaksumur[/su_tab]
[su_tab title=”Penyair” disabled=”no” anchor=”” url=”” target=”blank” class=””]penyair :
Badrul Munir Chair[/su_tab]
[su_tab title=”Pembahas” disabled=”no” anchor=”” url=”” target=”blank” class=””]Pembahas:
Irwan Bajang (Sastrawan)
Galuh Febri Putra (Mahasiswa S2 Ilmu Sastra FIB UGM)[/su_tab]
[/su_tabs]
Download 2014.12 Backup_of_Buku Puisi-lelaki yang pergi malam hari-Badrul Munir Chair_13
DISKUSI SASTRA PKKH UGM
Banowati
Puisi-puisi karya Gunawan Maryanto
[su_tabs style=”default” active=”1″ vertical=”no” class=””]
[su_tab title=”Jadwal Acara” disabled=”no” anchor=”” url=”” target=”blank” class=””]Selasa, 25 November 2014
Pukul 19.30 WIB-selesai
Di Hall Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri/PKKH UGM, Bulaksumur[/su_tab]
[su_tab title=”Pembahas” disabled=”no” anchor=”” url=”” target=”blank” class=””]Pembahas:
Badrul Munir Chair (Sastrawan)
Sari Fitria (Mahasiswa S2 Ilmu Sastra FIB UGM)
[/su_tab]
DISKUSI SASTRA PKKH UGM
Olenka dan Sukab, Cerpen oleh Ikun Sri Kuncoro
[su_tabs style=”default” active=”1″ vertical=”no” class=””]
[su_tab title=”Jadwal Acara” disabled=”no” anchor=”” url=”” target=”blank” class=””]Rabu, 29 Oktober 2014
Pukul 19.30 WIB-selesai
Di Hall Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri/PKKH UGM, Bulaksumur[/su_tab]
[su_tab title=”Pembahas” disabled=”no” anchor=”” url=”” target=”blank” class=””]Pembahas:
Gunawan Maryanto (Sastrawan)
Arif Kurniar Rakhman (Mahasiswa S2 Ilmu Sastra FIB UGM)[/su_tab]
PKKH UGM menyelenggarakan Seminar berjudul “POLITIK KRITIK SASTRA DI INDONESIA”, pada 24-25 November 2015 mendatang, di Hall PKKH.
[fresh_tabs][tab title=Jadwal-Acara]
Jadwal Seminar “Politik Kritik Sastra di Indonesia”
Hari Pertama. Selasa, 24 November 2015 | |
08.50 – 09.00 WIB | Registrasi peserta |
09.00 – 09.05 WIB | Welcoming note dari MC |
09.05 – 09.10 WIB | Sambutan dari Manajer PKKH UGM, Aisyah Hilal |
09.10 – 09.20 WIB | Sambutan dari Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip.HE |
09.20 – 09.35 WIB | Keynote Speech: Goenawan Mohammad |
09.35 – 09.50 WIB | Tea/coffe break + snack |
09.50 – 11.50 WIB | Kritik Sastra dan Kolonialisme (1910-1945) |
Penyaji: Faruk HT, Moderator: Narudin | |
11.50 – 12.50 WIB | Break & makan siang |
12.50 – 14.50 WIB | Kritik Sastra dan Suasana Konflik Ideologis (1945 – 1965) |
Penyaji: Muhidin M Dahlan, Moderator: Wijaya Herlambang | |
14.50 – 15.10 WIB | Tea/coffe break + snack |
15.10 – 17.10 WIB | Lembaga-Lembaga Sastra, Kritik, dan Politik |
Penyaji: Wijaya Herlambang, Moderator: Hasan Basri | |
17.10 – 17.25 WIB | Tea/coffe break + snack |
17.25 – 19.25 WIB | Sastra Bertendens dan Estetisme |
Penyaji: Narudin, Moderator: Retno D. Iswandari | |
Hari Kedua. Rabu, 25 November 2015 | |
08.50 – 09.00 WIB | Registrasi peserta |
09.00 – 09.15 WIB | Keynote Speech: Katrin Bandel |
09.15 – 09.30 WIB | Tea/coffe break + snack |
09.30 – 11.30 WIB | Kelompok Rawamangun dan Ganzheit |
Penyaji: Tia Setiadi, Moderator: Muhidin M Dahlan | |
11.30 – 12.30 WIB | Break & makan siang |
12.30 – 14.30 WIB | Filsafat, Kritik, dan Politik |
Penyaji: Muhammad Al-Fayyadl, Moderator: Yoseph Yapi Taum | |
14.30 – 14.45 WIB | Tea/coffe break + snack |
14.45 – 16.45 WIB | Kapitalisme, Media, dan Kritik Sastra |
Penyaji: AS Laksana, Moderator: Achmad Fawaid | |
16.45 – 17.00 WIB | Tea/coffe break + snack |
17.00 – 19.00 WIB | Kecenderungan Mutakhir Kritik Sastra & Implikasi Politisnya |
Penyaji: Yoseph Yapi Taum, Moderator: AS Laksana |
Catatan:
Yoseph Yapi Taum menggantikan Linda Christanty, sebagaimana telah tercantum dalam publikasi sebelumnya. Linda Christanty batal berpartisipasi dikarenakan kendala yang tidak bisa dipecahkan.
[/tab] [tab title=Latar-Belakang]
Latar Belakang
“Kritik”, tulis Terry Eagleton dalam The Ideology of the Aesthetics, “bukan sekadar ungkapan pesan tekstual kepada pembaca, bukan sekadar terjemahan-ulang atas apa yang dipahami dari teks. Ia adalah sebentuk usaha menyingkap apa yang tidak diungkap dalam teks, membongkar prasyarat-prasyarat ideologis pembuatannya.” Setiap pengetahuan-diri dalam teks hampir selalu berupa pengabaian-diri atas ideologinya. Untuk mencapai kondisi ini, suatu kritik (sastra) perlu menyingkap prasejarah ideologis tersebut, menempatkan diri melampaui apa yang tampak secara tekstual menuju pengetahuan saintifik tentang ideologi tersebut.
CALL FOR PAPER
Seminar “POLITIK KRITIK SASTRA DI INDONESIA”
Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH)
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Yogyakarta, 24-25 November 2015
[fresh_tabs][tab title=”Latar-Belakang”]
Latar Belakang
“Kritik”, tulis Terry Eagleton dalam The Ideology of the Aesthetics, “bukan sekadar ungkapan pesan tekstual kepada pembaca, bukan sekadar terjemahan-ulang atas apa yang dipahami dari teks. Ia adalah sebentuk usaha menyingkap apa yang tidak diungkap dalam teks, membongkar prasyarat-prasyarat ideologis pembuatannya.” Setiap pengetahuan-diri dalam teks hampir selalu berupa pengabaian-diri atas ideologinya. Untuk mencapai kondisi ini, suatu kritik (sastra) perlu menyingkap prasejarah ideologis tersebut, menempatkan diri melampaui apa yang tampak secara tekstual menuju pengetahuan saintifik tentang ideologi tersebut.
Adalah serangkaian seminar yang gagasan pengikat (benang merahnya) adalah membahas sebuah topik yang dilihat dari dua perspektif narasumber, yakni dari perspektif akademisi/ilmuwan di satu sisi dan dari perspektif pelaku seni.
Kegiatan ini memiliki dua tujuan utama, yakni:
Secara internal, seminar ini memfasilitasi dan memelihara tradisi lintas disiplin ilmu yang mempertemukan kajian ilmiah-saintifik, sosial-humaniora, dan praktik berkesenian sebagai upaya untuk memperluas dan mengembangkan minat berbasis kajian interdisiplin di dalam lingkungan sivitas akademika Universitas Gadjah Mada/UGM.
adalah program diskusi yang diselenggarakan oleh PKKH UGM, yang mencoba membawa semangat dan modus operandi dari almarhum Umar Kayam. Pada masanya, alm.Umar Kayam mampu merangkul tiga elemen utama (akademisi, seniman, dan jurnalis) dalam memperbincangkan aneka persoalan, secara santai namun serius. Forum diskusi ini adalah upaya untuk menjadikan PKKH UGM sebagai tempat yang cair, tempat bertemunya orang-orang dengan beraneka latar belakang membicarakan hal-hal berkenaan dengan kebudayaan dan praktiknya terkini.
Acara ini dimaksudkan sebagai pergesekan atau persentuhan antar penyair dari generasi yang berbeda, yang diasumsikan mempunyai perspektif atau wawasan estetik yang berbeda. Selain itu juga ada pembahas luar yang berasal dari mahasiswa sebagai semacam sarana praktikum (walaupun tanpa kurikulum).